Tuesday, April 28, 2009

Babi Guling VS Flu Babi


Peradaban baru dengan sistem pengembangbiakan ternak khususnya babi dan unggas  sangat luar biasa, dengan waktu kurang dari 6 bulan sudah bisa dipanen( istilah peternak ) untuk babi, dan hanya dengan 40 hari saja ayam sudah bisa dipotong. Padahal  standarnya waktu panennya lebih dari itu. Entahlah apa isi dan kandungan pakan ternak tersebut, yang pastinya cepat menghasilkan uang ( harta benda ) untuk dapat menambah nilai ekonomi masyarakat saat ini, karena komunitas pemakan daging sangat potensial sekali di negeri ini.

Kalau hidup hewan tersebut didaerah vegetarian ( tidak ada unsur protein hewani) seperti India, perkembangbiakan hewan tersebut sangat lambat, hewan mencari makanan sendiri -sendiri tanpa ada yang menyuguhkan dan berkembangbiak ditempat liar. Manusia memandang mereka seperti komunitas hidup seperti manusia juga tanpa saling mengganggu antar manusia dan hewan. Untuk itu hewan disana hidup sangat alamiah sekali, siklus kehidupan mereka yaitu lahir hidup dan mati mereka berjalan sangat normal, masing - masing berkelompok sesuai dengan janisnya. 
Menurut pengamatan kami disana di India sama sekali tidak terdengar yang namanya flu burung atau mungkin sekarang flu babi, berarti kalaupun ada penyakit menular dibadan hewan tadi tidak akan pernah menular ketubuh manusia karena manusia di India pada dasarnya tidak bersumber pada daging hewan. Disini membuktikan bahwa tubuh manusia pemakan daging pada hakekatnya strukturnya sama dengan tubuh hewan yang dimakan, terbukti begitu gampang penyakit menular hewan dapat masuk ketubuh manusia dan menjadikan manusia panik dan bahkan memusnahkan hewan penular penyakit tersebut ( biadab ) padahal mereka terbiasa memakannya.

Di Bali komunitas penduduknya hampir 70% makan daging babi, karena disamping orang Bali tidak mengharamkan babi juga disetiap upacara keagamaan babi tidak pernah absen dari kandungan upacara tersebut ( pebangkit + babi guling ). Sebelum sistem peternakan modern menyebar di bali, sistem yang digunakan adalah tradisional yaitu menambatkan disalah satu pohon disekitar rumah orang Bali, berbicara penyakit hampir tidak pernah terdengar, apakah mungkin karena keikhlasan orang Bali untuk kegiatan upacara tersebut atau orang Bali sendiri juga dulunya tidak makan babi. Banten upakara yang berisi babi sesuai dengan beberapa lontar memang ada, tetapi belum pernah ada lontar yang mengatakan setelah babi itu dipersembahkan langsung dapat dimakan
Menurut beberapa sumber yang mengatakan bahwa orang Bali (bukan penduduk Bali asli ) sebenarnya tidak makan babi guling setelah upacara pada jaman dahulu kala, tetapi banten surudan ( habis dipersembahkan ) akan diambil oleh sekelompok orang yang tidak ketahuan asal usulnya dari mana, setiap dimanapun ada upacara kelompok ini selalu muncul ( tahun 1960 masih ada terlihat di pura Dalem Puri Besakih ), selalu mengambil surudan tersebut. Tetapi entah siapa yang mendahului akhirnya karena babi mempunyai nilai benda yang berharga dan juga enak kalau disantap, maka mulailah orang Bali terbiasa makan daging babi.
Flu babi yang menyebar sekarang akankah mempengaruhi budaya dan kebiasaan orang Bali untuk makan daging babi ? 

Beberapa sumber nutrisi juga mengatakan bahwa daging babi mempunyai kandungan kolesterol yang paling banyak, penyebab banyaknya kolesterol didalam darah manusia akan menyebabkan penggumpalan sel darah dan penyumbatan pada pembuluh darah,apalagi diikuti pola hidup yang tegang ( stress) yang akhirnya akan menyebabkan beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, stroke, gangguan jantung,asam urat, kencing manis dan gangguan fungsi ginjal.

Begitulah sekelumit tentang konsekuensi makanan enak yang bernama babi guling dengan isu flu babi yang sedang menyebar sekarang, semoga bermamfaat.

Semoga kandungan agama(filosofi) yang tertuang pada kehidupan manusia ( budaya ) dapat diamati sekaligus dicoba untuk melakoninya, sehingga filosofi agama itu tidak berbenturan dengan pelaksanaan hidup sehari - hari. 


 

3 comments:

  1. ha..ha...., flu babi, atau swan flu enggak deh...!!! yang jelas Bai tak mungkin kena flu babi apalagi karangasem. yang mungkin terjadi adalah flu kekuasaan.

    ReplyDelete
  2. Oh ya kira-kira ada gak hubungan antara penyakit Lupus dengan flu babi?

    ReplyDelete
  3. Bli kemarin kita mendengar istilah flu burung atau istilah kerennya H5N1, kemudian sekarang Flu Bali H1N1, semua kejadian itu diawali dari luar negeri..!!!flu babi di Meksiko. Sejak Maret lalu dilaporkan sudah 103 orang meninggal dunia.dan Direktur kesehatan WHO ibu Margaret Chan telah memperingatkan bahwa pandemi itu bisa menular keseluruh dunia. sekarang untuk di Bali, mungkinkah kita masih akan ngorok kucit dalam hubungannya dengan kegiatan keagamaan??? Oh ya ”Meminjam istilah politik, di dalam tubuh babi memungkinkan terjadinya koalisi sempurna di antara virus flu. Di dalam tubuh babi, koalisi di antara berbagai jenis virus terjadi. Hasilnya akan memunculkan virus dan DPT adalah orang Meksiko, mungkin nanti kalau sudah semua virus terkirim ke TPS-TPS diseluruh dunia mungkin saja kita juga akan menjadi pendukungnya.....!! hee..he....

    ReplyDelete