Thursday, September 9, 2010

HARI KEMAKMURAN ; Budha Cemeng



PEMBAHARUAN INSTALASI SPIRIT RSI MARKANDEYA ( ABAD I )

Ternyata instalasi spiritual yang terbangun di kawasan suci Besakih tidak sekedar tempat suci biasa bagi masyarakat hindu, dimana dominan untuk melakukan persembahyangan dan tirtayatra, bahkan menjadi tempat wisata yang menakjubkan.

Sangat sulit memang menemukan intisari kandungan inti relegius dari kawasan pura yang telah terbangun sampai saat ini, mungkin ada ratusan pelinggih yang terdiri dari Pura Inti Besukihan, Pusering Jagat, Penataran Tri Purusa,Catur Lawa, Pedarman dharma kawitan,serta masih banyak lagi pura yang belum disebutkan.
Menemukan Inti Spirit tersebut memerlukan sebuah kesiapan wawasan pikiran dimana pura ini dibangun karena maksud tertentu oleh para pendiri saat itu, tidak memaksakan diri untuk menganalisa ulang dengan pemikiran yang baru, apalagi hanya sekedar ikut -ikutan sebagai pewaris istilah ' mule keto '. Untuk itu perlu disadari bahwa para pendiri jaman itu hanya memikirkan bagaimana mewarisi sebuah idealisme dengan perkembangan waktu dan jaman yang berubah -ubah seperti jaman ini yaitu hanya bisa melakukan persembahyangan saja tanpa harus mengerti apa maksud dan pengetahuan apa yang terkandung didalam pura tersebut.

Kami dari Sanggar Padepokan Rasmi Sancaya mencoba memaksakan diri untuk mengerti dan membuka diri melihat inti dari spirit yang ada di masing - masing pura tersebut, sebagai langkah kami pada saat Buda Cemeng ( Wage Klawu )yaitu menelusuri instalasi spirit Ida Dukuh Sakti yang di kawasan Pura Besakih yaitu berawal dari :
Pura Bangun Sakti sebagai fundamen awal sebuah peradaban ( sosial, ekonomi, politik, budaya dan spiritualitas ), pada Buda Cemeng ini kami terfokus pada sebuah langkah awal penuntunan kekuatan Sri Sedana sebagai dasar agem - ageman kami sebagai fasilitas kehidupan yang yang tidak bisa epas dari dunia material ( berekonomi ), selanjutnya kami menguatkan energi di Pura Goa Raja terus mencatatkan diri di Pura Sri Sedana agar lebih bersemangat dengan spirit Ida Betara Sri Sedhana.
Selanjutnya kami membuat signal spirit kewirausahaan di Pura Manik Subandar yang kami tancapkan di Padepokan yang bertujuan spirit itu selalu terhubung dari padepokan dengan Betara Manik Subandar yang ada diseluruh semesta ini.

Terakhir kami berjanji dan berikrar di Pura Pemuput sebagai mahkota kehidupan, yaitu harta benda yang kami peroleh digunakan untuk memelihara alam sebagai rumah manusia beserta seluruh kehidupannya bersama Tumbuhan dan Hewan.

Sepanjang kami menelusuri dan persembahyangan itu diguyur hujan lebat, tetapi diakhir persembahyangan kami di Pura Pemuput hujan seketika hilang sampai kami kembali ke padepokan ( rahasya Sri Sedana ).

Itulah cara kami melakukan penjelajahan siritual di hari Kemakmuran Budha Cemeng tahun ini, semga tak terhalangi serta anugerah yang berlimpah pada Padepokan Kami.

Suksma dan Rahayu

No comments:

Post a Comment