Monday, August 3, 2009

SEMINAR SEJARAH PADJAJARAN


LAHIRNYA DEWA DAN BHATARA

Dalam buku "seminar padjajaran" hal 18 diuraiakan tentang sejarah lahirnya para Dewa dan Bhatara ;
Semoga tak terhalang.......
Pada saat itu alam ini bermuarakan air dan beberapa bebatuan, Pertama - tama oleh Sanghyang Suwung diciptakanlah 3 ( tiga ) sinar suci yang dinamakan Para Dewa, yang seyogyanya ketiga sinar ini akan mampu untuk melakukan pembenahan terhadap alam yang penuh air tersebut, maka ketiga sinar tadi sepakat untuk melempar batu kesumber air tersebut. Mata air itu bergelombang, bergemuruh, udara bergerak memutar lalu pecah sinar tadi membentuk 8 (delapan )pose / point /Penjuru, yang mengelilingi sumber air tadi. Disekitar sumber air tadi, muara itu mengering lalu kelihatan bintik - bintik kehidupan, namun belum terbentuk akan jadi apakah bintik - bintik itu, lalu ketiga sinar tadi kembali menyatu menjadi satu sinar dengan nama Ditya (Raditya).

Pada saat itu ketiga Dewa tidak sanggup untuk mengelola alam yang penuh bintik - bintik tersebut,Kepada Sanghyang Suwung ketiga dewa memohon agar dilahirkan sinar lagi, maka sanghyang Suwungpun menyetujuinya dan lahirlah sinar yang bernama " sarwit Santaya " kealam ini dengan dinobatkan menjadi " Angkuan " : ang ; Tuhan, Kuan:Bathara. Inilah yang menjadi cikal bakal Bathara didunia ini yang bernama " Bhatara Cikal ", dengan ciri utama yaitu berwarna putih, tidak memakai baju dan tidak beralas kaki. Dari sinilah muncul kemudian Para Bathara Rsi yang melakukan peafsiran - penafsiran terhadap wahyu Sanghuang Suwung itu. Inilah yang akhirnya dinamakan Bathara.

Zaman ini mulai bermunculan Para Bathara Rsi yang bertugas untuk melakukan pencatatan atas tafsir yang diwahyukan oleh Sanghyang Suwung dengan menggunakan kulit kayu sebagai dasar tulisan dan batang kayu sebagai alat tulis. Tetapi diantara Para Bathara Rsi itu ada salah satu yang terpilih karena kejujuran dan intelektualitasanya yaitu Bathara Rsi Shri Manu yaitu bertempat di Himalaya dari pendengaran utamanya.

" Aku hidup karena aku dihidupkan, tetapi sesungguhnya aku tidak dimunculkan, karena keyakinan, energi dari kaki, kaki menyentuh bumi /pertiwi, maka lahirlah Aku "

" Batharalah yang semestinya mengendalikan dan mengkreasikan segala kegiatan dialam ini, Sanghyang Suwung tidak pernah meminta tetapi Batharalah yang menghaturkan dengan tujuan keharmonisan dan keselarasan alam ini "
inilah salah satu tulisan yang muncul pertama kali oleh Shri Manu.

Setelah adanya tulisan tersebut maka secara tidak langsung Para Bathara ini berkembang menjadi :
1. Bathara Cikal
2. Bathara Patanjala
3. Bathara Wisawara
4. Bathara Wisnu
5. Bathara Brahma
6. Bathara Hyang Niskala
7. Bathara Maha Dewa

Ketujuh Bathara ini dipasupati pada hari ke-21 untuk selanjutnya dapat bekerja dengan baik.
Inilah sekelumit tentang lahirnya Para Dewa dan Para Bathara yang diambil dari sejarah "Trah Padjajaran " dengan bukti fisik di Jawa Barat ada sebuah Monumen Tugu yang dinamakan Shri Manu.

Segala hormat kami haturkan kepada Leluhur Kami yang tertua, Leluhur Padjajaran, leluhur Majapahit dan Leluhur Kediri yang saat ini ada di Pulau Bali...Rahayu.

Mohon maaf atas keterbatasan penulis untuk memaparkan yang dimaksud diatas, hanya rasa hormat dan sujuglah yang melandasi tulisan ini yang pasti banyak kekurangan, semoga teranugrahi kesempurnaan, ini saya dapatkan pada saat kami melakukan perjalanan Spiritual Nusantara dengan kawan2 dari Bali dibawah naungan Bunda Ratu Pertiwi Karangasem.

Rahayu.

No comments:

Post a Comment