Nama Rasmi Sancaya adalah merupakan salah satu judul Kidung/Lagu yang diciptakan oleh Mpu Niratha pada saat beliau menikmati keindahan alam / kalanguan di sebuah hamparan semenanjanjung Nusa Dua dan Pulau kecil yang bernama Pulau Serangan, Beliau disana dalam rangka perjalanan dari Timur/ Sumbawa menuju Uluwatu. Sudah menjadi aktivitas rutin Sire Mpu Nirartha selalu membangun pura dimananpun beliau menemukan idealisme yaitu disana beliau mendirikan instalasi idealisme /pura yan bernama Pura Lango di Area Kawasan Nusa Dua dan Pura Sakenan di Pulau Serangan. Kata 'Lango' yang artinya menikmati keindahan, pada kidung Rasmi Sancaya diceritakan Ida Sire Mpu Nirartha sangat takjub dengan keindahan hamparan semenanjung Nusa Dua, dimana hempasan angin membuat pohon - pohon pandan harum yang sedang berbunga harum /Pudak menari nari dibibir pantai yang berpasir putih sehingga serbuk sari pudak berhamburan ditiup angin menjadikan keharuman terasa dimana - mana. Juga ketika itu turut Sang Ayam Hutan/Keker lkut menyanyikan lagu yang sangat menakjubkan, sambil sesekali mencubit buah sirsak/Silikaya yang sudah matang. Ombak yang tak henti hentinya menerjang tebing pantai sesekali memang terdiam, suara terjangan ombak tersebut terdengar pula sebuah untaian nada yang cukup mengharukan dan terus menerus. Memang pada saat itu suasana Bulan Purnama Sasih Kapat/Empat, tanpa sedikitpun ada awan yang menutupi bintang dilangit, seakan - akan para dewatapun ikut menyaksikan keindahan alam ketika itu. Ditempat inilah cipta rasa Ida Pandita menorehkan penanya sehingga tercipta kidung Rasmi Sancaya yang dapat dinikamti sampai sekarang. Pada saat ini kawasan itu menjadi kawasan pariwisata international, dibangun hotel berkelas mewah banyak sekali, sehingga keindahan/ lango kawasan itu dapat dinikmati oleh seluruh dunia.
Rasmi Sancaya juga dikonotasikan kidung kematian "Dharma Sunya", memang kidung ini mengarah pada bagaimana kematian itu juga merupakan hal yang indah pula, maka terselip sebuah titipan pesan moral dimana kita semestinya semasih dapat hidup didunia ini diharapkan selalu berbuat kebajikan/karma baik, sehingga kelak pada saatnya kematian menjemput kita tidak merasa tersiksa /terbeban, bahkan sesuai dengan kidung tersebut kita merasa pada suasana kalanguan/keindahan, sangat menyenangkan bahagia dan damai selalu kala itu. Sebenarnya juga menurut analisa kami kala itu Mpu Niratha juga sedang mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia ini menuju nirwana yaitu pada saat itu beliau akan menapak Giri Uluwatu karena disanalah wujud Segara Giri/Pasir Ukir merupakan tempat yang sangat baik sekali untuk melaksanakan yoga kamoksahan, Sampai sekarang menjadikan tempat itu sejarah Mpu Nirartha moksah, sehingga dibangunlah disana Pura Dang Kahyangan Uluwatu.
Sanggar Rasmi Sancaya merupakan Padepokan Seni dan Budaya agar dapat menjadi tempat pemusatan segala idealisme kalanguan/ kesenian yang saat ini sudah pudar oleh sebuah penyelewengan materialisme bahkan kemunafikan pikiran manusia. Kami sadar pengaruh zaman ini begitu memilukan, seakan - kan tidak ada wujud kebahagiaan hidup selain memiliki harta dan uang, maka dari itu berlomba - lombalah manusia untuk mendapatkan uang entah dengan cara kompetisi yang tidak sehat malahan bisa melakukan kejahatan hanya untuk mendapat uang, tanpa pernah belajar dan mengasah intelektualitas apa sebenarnya arti hidup yang hakiki sebagai termaktub pada pesan Dharma/Agama.
Kami tampil sebagai alternatif pencapaian kebahagiaan dalam wujud therapy seni, dimana kami akan melakukan segala bentuk kesenian dalam rangka memupuk kebahagiaan, bukan dalam wujud mencari rezeki/ penghasilan dalam wujud pekerja seni apalagi pelacur seni. Kami juga yakin adanya filosofi ' dimana ada kebahagiaan dikarenakan kalanguan/kesenian disanalah muncul sebuah idealisme sejati hidup seseorang' , diharapkan sekali dengan melakukan wujud kesenian mereka dapat menemukan jati diri mereka masing - masing, khususnya anak - anak generasi muda kita yang akan melanjutkan perjuangan hidupnya kelak.
Demikianlah yang melatarbelakangi Sanggar kami ini, mudah - mudahan dapat menjadi sebuah inspirasi pada saat menuju pada sebuah idealisme sejati.
'Agawe sukaning Wang len melarapan anunggalaken Sabda Bayu Idep '