Sunday, August 2, 2009
MAKNA SARASWATI 2009
CONSCIOUSNESS - KNOWLEDGE - NEEDS
KESADARAN - ILMU PENGETAHUAN - KEINGINAN
Manusia dalam menjalani kehidupan sehari - hari berbekal rasa keinginan, keinginan inilah yang mendorong manusia itu berbuat sesuatu ( latar belakang ). Keinginan manusia tak terbatas, terbebas dari ruang dan waktu keinginannya.
Didalam perkembangan sosial manusia itu terbentuklah aturan - aturan /hukum agar antar manusia tidak terjadi salah pengertian akan keinginan masing - masing, termasuk muncul filosofhy hidup yang dikembangkan agar manusia dapat mengekang segala keinginannya yang belum mampu untuk dicapai ( hukum agama ).
Kebesaran jiwa manusia tercermin pada saat manusia itu mulai faham dan mengerti tentang pengekangan keinginan karena telah belajar ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan itulah yang dapat mengendalikan segala keinginannya. Ilmu pengetauhan sendiri dipakai juga akal budi manusia didalam melakukan penggalian dan pengembangan potensi alam dan potensi manusia itu sendiri sehingga terciptalah sebual hasil cipta karsa manusia yang dikenal dengan budaya/kebudayaan. Beda potensi berbeda juga budaya yang diciptakannya, ini menandakan budaya itu sangat tergantung dari potensi/kekayaan lokal daerahnya. Semakin luas wilayah semakin beraneka ragam pulalah budaya manusia, disisi lain secara positif mengandung makna baik, artinya semakin beragamnya budaya semakin kayalah khasanah budaya yang dimiliki wilayah tersebut, juga menunjukkan betapa tingginya tingkat penggalian potensi oleh karena manusia telah belajar dengan ilmu pengetahuan.
Semakin waktu berjalan, semakin jauh waktu pemeliharaan budaya, maka semakin jenuhlah manusia itu tentang budaya hasil penggalian leluhurnya. Kejenuhan manusia inilah yang menimbulkan sebuah pengikisan budaya itu, malahan ada yang meninggalkan karena mereka silau dengan budaya baru yang walaupun mereka tidak tahu pasti tujuan budaya itu ( jaman instan ). Berubah pulalah filosophy hidup manusia karena rongrongan budaya baru itu sehingga pengetahuan asli yang dimiliki tidak ada gunanya lagi dan begitu ditinggalkannya.
Budaya baru belum tentu sesuai dengan potensi alam daerah yang menerima budaya baru itu, maka terjadilah tumpah tindih pola kehidupan, alam mulai tidak terpelihara, cara hidup mulai berubah, struktur sosial juga tergeser. Keadaan semacam ini sangat berbahaya, lebih bahaya lagi manusia itu tidak pernah faham lagi dengan kondisi dan ciri alam yang sedang dialami, malahan tidak pernah ingin tahu karena penggaruh budaya baru itu, celakanya manusia mulai saling menyalahkan dan saling berlomba akan kebenaranya masing -masing.
Akhir jaman manusia tampak, mulailah adanya seleksi alam dan manusia oleh Sang Penguasa Alam ( TUhan ), maka dari berbagai kelompok komunitas sosial mulai bermunculan sebuah kesadaran ( consciousness )akan kembalinya ke budaya sejati yang digali oleh leluhur terdahulu sehingga diharapkan akan mampu mengembalikan keadaan alam dan manusia kembali ke wujud dan filosophy aslinya yaitu menggali dan mngembangkan potensi alam sesuai dengan corak dan kondisi alam yang sesuai dengan jaman pada saat leluhur itu menciptakan budayanya. Kesadaran akan kembalinya kebudaya leluhur yang hakiki itu dapat disebut dengan nama spiritualitas. Kondisi seperti ini diharapkan tidak lagi tergantung pada aturan - aturan yang dibuat sebelumnya, serta mulailah melakukan sesuatu dengan mengurangi beban hidup, apalagi menggunakan kemampuan yang dihasilkan oleh budaya yang bukan milik leluhur itu.
Demikianlah sekelumit hubungan antara keinginan-pengetahuan dan kesadaran yang merupakan perenungan pada hari raya Saraswati tahun 2009, semoga dapat menambah khasanah pemikiran dan wawasan kita semua...rahayu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment